Mamah Muda (LDR & Keturunan)
Aku menikah pada tanggal 01 Juli 2018 dan sengaja kami pilih sebagai tanggal bersejarah untuk mengawali kehidupan berumah tangga kami. Aku dengan suamiku sudah menjalani hubungan kurang lebih 8 tahun berpacaran sebelum menikah, banyak suka duka yg sudah kami rasakan dan banyak juga sudah pertimbangan yg kami pikirkan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Kenapa kami harus berpikir matang, karena pernikahan itu bukan hanya sekedar menikah dan punya anak. Bagi aku menikah itu adalah suatu kepercayaan untuk menerima, suatu anugrah yg harus disyukuri dan suatu hal berharga yg harus dipertahankan.
Setelah menikah kami bersyukur masih bisa menjalaninya dengan baik sampai pada saat ini, meskipun dengan kondisi terpisah jarak dan waktu di hari senin sd jumat. LDR ini tidak baru kami rasakan saat menikah, ini sudah berlangsung sejak kami pacaran, suami bekerja di muara teweh dan aku bekerja di palangka raya, dan kami sudah terbiasa, tetapi tidak lupa untuk saling mendoakan. Dibalik itu semua aku bersyukur mempunyai orang tua yg mendukung dan mertua yg selalu ada menemani disaat suami sedang jauh.
Menjalani hubungan LDR itu tidak mudah, kita harus mempunyai kepercayaan yg kuat terhadap pasangan kita, memiliki pemikiran yg positif, saling mendukung, bisa mengontrol keegoisan kita, bisa mengontrol kecemburuan kita, saling memahami, dan masih banyak hal lagi yg harus bisa kita kontrol untuk menjaga hubungan LDR kita tetap dalam kondisi baik. Sangat susah jika hal tersebut tidak kita terapkan karena hubungan berumah tangga memiliki ujian yg lebih berat dari pada saat menjalani hubungan berpacaran.
Setelah kami menikah banyak sekali orang bertanya "sudah isi?" yang maksudnya apakah sudah hamil, dan itu tidak bisa kita hindari karena pertanyaan itu memang pasti selalu ada disaat kita bertemu pada siapapun yg kita kenal. Sebenarnya pertanyaan ini tidak mengganggu sama sekali seperti yg orang lain katakan, bagi aku itu sebagai semangat dan motivasi aku untuk bisa mempunyai keturunan, kenapa? Karena dengan begitu aku berfikir untuk lebih usaha lagi sehingga nanti ketika ditanya aku bisa jawab "iya". Meskipun kata orang hubungan LDR itu susah memiliki keturunan karena jarak yg terpisah. Kami tetap selalu percaya Tuhan pasti memberikan yg terbaik di dalam kehidupan rumah tangga kami.
Karena keyakinan kami, kami tidak terlalu pesimis harus ini dan harus itu secara berlebihan untuk mendapati keturunan. Yang kami lakukan menjalani keseharian kami dengan santai, tidak terlalu banyak berfikir keras, makan dan minum apa yang kami suka, yang penting kami merasa happy. Karena kami percaya Tuhan punya waktu yang berbeda dari kita, kalau kata Tuhan sudah waktunya, apa yang kita harapkan dan inginkan lewat doa pasti Tuhan kasih di waktu yang tepat.
Tepat di tanggal 8 Maret 2018 aku memeriksa diri ke dokter kandungan karena merasa telat haid saat itu, dan Puji Tuhan kami dikasih kado terindah dari Tuhan yaitu aku hamil sudah 5 minggu ternyata pada saat itu dan aku tidak menyadarinya. Aku bersyukur semua dalam keadaan baik dan sehat, meskipun ternyata pada saat itu aku habis pergi perjalanan dinas ke manado dalam kondisi itu.
Jadi, apa yang kata orang LDR itu susah punya keturunan itu tidak benar, kata orang yang seperti itu jangan mematahkan semangat kita untuk berharap kepada Tuhan, jangan karena hal itu membuat kita jadi terlalu berfikir keras. Percaya saja, jika sudah tepat waktunya Tuhan, Dia pasti akan jawab doa kita dan kasih apa yang kita inginkan lewat doa.
No comments for "Mamah Muda (LDR & Keturunan) "
Post a Comment